Monthly Archives: May 2013

“Piggyback”, Mahluk Apaan Tuh ?

Bagi pemilik kendaraan yang menggunakan system injeksi tentu sudah familiar dengan istilah Piggyback. Tapi tahukah anda apa itu Piggyback dan apa cara kerja dan fungsinya? Atau mungkin Piggyback ini semacam makanan yang mengandung babi? Hihihihihihihi….

Menurut  mbah Google, Piggyback artinya “dukung-dukungan”. Sesuai namanya, Piggyback mendukung kerja electronic control unit (ECU) yang berfungsi sebagai pusat kontrol mulai dari pengapian (dengan fungsi mirip CDI) sekaligus mengatur semprotan injeksi bahan bakar. Sederhananya adalah sebuah device atau alat yang mampu untuk memanipulasi data dari sensor elektronik yang terhubung dengan computer ECU. Lalu bagaimana cara kerjanya? Piggyback ini menipu ECU agar mau menambah jumlah semprotan bahan bakar. Kira-kira fungsinya sama seperti mengganti spuyer, kebutuhan gas bahan bakar yang lebih besar bisa dipenuhi. Bahkan pada beberapa merek tertentu juga bisa digunakan untuk mengatur ulang timing pengapian.

Ada 3 jenis piggyback, yaitu:

  1. Piggyback yang bisa mengatur ulang pemetaan (mapping) injeksi bahan bakar (injection/ fuel control), seperti Juice Box, Power Commander, Apexi NEO Fuel Controller, etc. Piggyback seperti ini sering disebut juga dengan Programmable Fuel Controller.
  2. Piggyback yang bisa mengatur ulang pemetaan (mapping) waktu pengapian (ignition control), seperti MSD Ignition Timing Control, dll. Piggyback seperti ini sering disebut juga dengan Programmable Ignition Timing Controller.
  3. Piggyback yang bisa mengatur ulang pemetaan (mapping) waktu pengapian (ignition control) dan sekaligus injeksi bahan bakar (injection/ fuel control), seperti Dastek Unichip,  Haltech Interceptor, dll.

Stand Alone

Stand alone engine management system sering juga dinamai sebagai programmable ECU, dimana fungsinya adalah menggantikan ECU atau computer motor yang dapat diprogram sesuai dengan kondisi mesin dan kehendak tunernya.
Banyak hal yang bisa diprogram oleh sebuah stand alone ini, diantaranya adalah: ignition timing (waktu pengapian), injection timing (waktu injeksi bbm), pengaturan RPM limit, pengaturan waktu penyalaan kipas radiator, intercooler water spray controller, NOS controller, dll. Merek yang banyak beredar di pasaran umum antara lain adalah Haltech Platinum, Motec M800, dll.
Untuk speed lovers dan tukang oprek mesin, memiliki Piggyback adalah keharusan. Karena di saat ganti knalpot free flow sudah harus menambah debit bahan bakar, belum lagi oprek bagian yang lain seperti open filter, porting polish, ganti noken as atau kem atau klep dan seterunya. Semua memerlukan tambahan suplai bahan bakar lebih banyak dan atur ulang pengapian dan untuk menghilangkan efek nembak saat deselerasi dan juga bila tidak dipasang Piggyback maka AFR (air to fuel ratio) jadi kering yang kemudian membuat mesin overheat. Jika di mesin karbu masih bisa mengganti main jet dan pilot jet, maka di mesin injeksi maka tugasnya diambil alih oleh Piggyback untuk remaping pengapian dan suplai bahan bakar.  Kalau setting bensin dan pengapiannya tepat mesin nggak cuma awet, tapi power dan torsi otomatis juga meningkat dengan drastis! Motor pun bisa berlari lebih kencang apalagi jika ditambahin penggantian final ratio yang lebih enteng!

Setidaknya ada 6 merek yang beredar saat ini di Indonesia:

1.  Power Commander V (PC V)

 PC V untuk Honda CBR 250R sekitar Rp 3,5 juta dan untuk Kawasaki ZX-6R dijual Rp 4,5 juta

2. Dynojet Digital Fuel Controller (DFC)

     Harga dikisaran Rp 2,5 juta

3. Juice Box.

Rp 3,6 juta, dan tersedia untuk Kawasaki KLX 250S, Dtracker 250, Honda CBR 250R

Piggyback keluaran Two Brothers Racing dari Amerikadilengkapi dengan kemampuan menyimpan 10 mapping semprotan bahan bakar yang berbeda yang juga bisa di-adjust lagi secara manual. Ada semacam tombol untuk menggeser mapping sesuai putaran mesin. Di putaran rendah, tengah atau atas,

4. EZ Ecu.

Ada 2 jenis yaitu EZ FI untuk remapping bahan bakar dan EZ TI untuk mengubah mapping pengapian, limiter bisa dinaikan. EZ FI dijual Rp 3,6 juta dan EZ TI dilepas Rp 2,9 juta.

5. Bazzaz FI MX.

Piggyback ini dilengkapi dengan perangkat autotune seperti PC V . Harga jual  sekitar Rp 3,6 juta, sedang autotune sekitar Rp 2,5 juta.

6. Speedspark

Piggyback ini bisa mengatur fuel sekaligus pengapian dalam satu modul. Harga Rp 1,75 juta dan bisa dipasang ke  Yamaha V-Ixion juga

Umumnya semua piggyback ini sudah dijual lengkap dengan kabel instalasi dan software untuk melakukan settingan yang harus dibuka lewat PC atau laptop. Jadi jika motor kita sudah mulai di-upgrade sebaiknya dimulai dari Piggyback.

Categories: Tips n Trick | 1 Comment

Kenapa RC213V Begitu Superior di race awal MotoGP 2013?

Setelah menyelesaikan race MotoGP ke 4 musim ini di sirkuit Le Mans, terlihat tunggangan Pedroza dan Marquez begitu superior dibandingkan Yamaha dan Ducati. Bahkan beberapa kali sesi kualifikasi RC213V bias meninggalkan YZR M1 sengan selisih hampir 1 detik.

Salah satu factor yang mendukung keunggulan RC213V ini adalah konfigurasi mesinnya yang menganut konfigurasi V 90 derajat. Hal itu terungkap di majalah otomotif Spanyol “Solo Moto”oleh jurnasil dan fotografer asal Inggris Neil Spalding.

Mesin dengan konfigurasi V 90 derajat ini disebut sebagai mesin yang menghasilkan tenaga terbesar. Hal ini dikarenakan karena mesin V90 tidak membutukan balance shaft atau seringkali disebut balancer shaft seperti motor competitor.

Menurut David Emmet seorang pemerhati MotoGP,  untuk menggerakan balance shaft ini membutuhkan  1-2% tenaga mesin pada rpm tinggi. Balance shaft berupa as  dengan dilengkapi massa eksentrik yang biasa disebut bandul. Bentuknya seperti crankshaft atau lebih tepat crankweb dengan ukuran dan masa yang lebih kecil. Dengan adanya massa eksentrik maka ketika berputar maka akan menimbulkan getaran. Arah dan sudut getaran balancer ini diatur sedemikian hinngga mereduksi getaran akibat gerakan  dan massa eksentrik dari crankshaft, connecting rod dan piston.

Karena balancer shaft ini memiliki massa tentu memiliki kerugian mekanis. Pada rpm tinggi maka besar pula energy yang terserap oleh balancer shaft yang bias mengurangi tenaga mesin sampai 2%.

Pada mesin RC213V memungkinkan untuk tidak menggunakan balancer shaft karena primary balance dan secondary balance bias diatur dengan lebih baik sehingga bisa dikatakan mesin RC213V ini memiliki effisiensi mekanis dan potensial meraih 2% tenaga yang lebih tinggi.

Faktor lain yang membuat mesin RC213V ini  bertenaga lebih tinggi adalah konfigurasi ini mereduksi gesekan akibat gaya normal dari piston yang timbul terhadap liner. Sebab dengan sudut 90 derajat maka gaya normal di blok depan akan melawan gaya normal dari blok belakang.

Ini hanya salah satu factor yang membuat RC213V terlihat superior di 4 race awal MotoGP 2013, karena masih banyak factor lain yang ikut menentukan seperti gearbox, sasis, suspensi, pemilihan ban dan masih banyak termasuk factor pembalapnya.

Jangan kaget kalau tim lain harus pontang panting dan jatuh bangun untuk mengejar ketertinggalannya dari mas Pedroza dan bro Marquez.

 

Categories: MotoGP | Leave a comment

Motor Terkencang Dalam 10 Dekade

Sejarah otomotif telah berlangsung lebih dari satu abad. Nah, dalam 10 dekade terakhir, telah ada ribuan motor lahir ke dunia. Lalu, apa saja motor terkencang di dunia dalam 10 dekade terakhir ini?

Lupakan dulu motor legendaris MTT (Marine Turbine Technologies) Y2K yang menggunakan mesin turbin dari helikopter untuk melahirkan tenaga 320 hp yang dikatakan sebagai motor bertenaga terbesar di dunia.

Sebab, yang kita akan bicarakan disini adalah motor-motor yang diproduksi secara massal, bukan motor yang diproduksi dalam jumlah terbatas sejak tahun 1920an sampai sekarang. Demikian dilansir Visor Down.

Dari puluhan tahun lalu itu sudah ada ribuan motor yang lahir ke dunia dan banyak pula yang menjadi legenda. Namun, motor apakah yang menjadi motor tercepat di dekadenya?
1. Tahun 1920-an : Brough Superior

img

Orang pasti akan menyangka kalau di tahun 1920an belum ada motor yang mampu berlari kencang. Tapi anggapan itu ternyata salah. Di era setelah Perang Dunia I itu sudah ada motor kencang.

Dan motor yang mendaulat diri sebagai motor terkencang di dekade 1920an itu adalah Brough Superior. Saat itu, Brough Superior sudah banyak menggoda para pecinta kecepatan di dunia. Saat ini pun, motor-motor Brough Superior bagai harta karun karena harganya sudah melejit setinggi langit bagi para kolektor.

Ada beberapa tipe yang dilahirkan Brough Superior saat itu, SS80 dan SS100. Keduanya memiliki kecepatan diatas rata-rata untuk jamannya. Karena motor-motor Brough Superior bisa berlari sampai 100 mph atau sekitar 160 km/jam.

Bahkan di tahun 1928 George Brough berhasil membawa lari sebuah Brough Superior SS100 hingga kecepatan 130 mph atau sekitar 210 km/jam. Sebuah kecepatan yang sangat mengagumkan untuk saat itu.

2. 1930-an : Crocker 

img
Lepas satu dekade, kemampuan kuda besi makin meningkat. Di era ini, Brough masih memproduksi motor-motor kencang. Di dekade ini pula kekuatan tiap motor yang lahir cenderung meningkat di banding dekade sebelumnya.

Tapi untuk dekade 1930an, bukan lagi milik Brough Superior. Sebab motor Amerika Crocker V-twin mampu menampilkan dirinya sebagai motor tercepat di dekade ini.
Kecepatan 177 km/jam mampu dibukukan Crocker yang pada akhirnya membuat motor merek ini menjadi motor terkencang di dunia.

3. 1940-an : Black Shadow 

img
Era Perang Dunia II terhitung sedang panas-panasnya didekade 1940an. Dua merek yang mendominasi dua dekade sebelumnya, Brough dan Crocker pun sudah diakhir hayat ditengah menjamurnya para pendatang baru.

Saat kedua merek tadi redup, Black Shadow datang di tahn 1948 dan menetapkan standar baru bagi motor-motor kencang.
Top speed motor ini mencapai 201 km/jam lewat mesin besar yang digendongnya. Ketika itu Black Shadow menggendong mesin twin dengan kapasitas 1.000 cc yang memiliki tenaga 55 bhp.

Saat ini, spesifikasi saat itu mungkin tidak terdengar garang. Namun untuk ukuran saat itu, angka-angka tadi sudah cukup mencengangkan.

4. 1950-an :BSA Gold Star Clubman 

img
Di dekade 1950an tidak banyak perkembangan kecepatan yang bisa dicapai oleh produsen-produsen motor yang ada. Black Shadow terhitung masih menjadi motor terkencang di dekade ini meski perusahaannya sendiri tutup di tahun 1955.

Tapi bila kita melihat deretan motor yang baru dilahirkan di dekade 1950an, maka akan muncul BSA Gold Star Clubman. Memang motor ini terhitung lebih lambat dibanding Black Shadow. Namun, Black Shadow lahir di era 1940an, bukan 1950an seperti BSA Gold Star Clubman.

BSA Gold Star Clubman sendiri mampu membukukan kecepatan hingga 177 km/jam dan menjadi motor tercepat yang dilahirkan era 1950an.

5. 1960-an Honda CB750 

img
Revolusi pemikiran mulai terjadi di dekade ini. Pabrikan-pabrikan motor yang ada sudah mulai keluar dari pakem yang tertanam sejak masa Pra-Perang Dunia.

Di penghujung era ini lahir Honda CB750 yang lahir di 1969. Bagi banyak kalangan, inilah motor super modern pertama. Mesinnya sudah menggunakan mesin empat silinder dengan kaki yang sudah diperkuat rem cakram.

Bisa dibilang, dengan kecepatan maksimal 201 km/jam, inilah motor terkencang yang bisa anda dapatkan saat itu. Memang ada BSA Rocket 3 serta Triumph Trident yang memiliki kecepatan yang sama, namun dengan kemudahan handling khas Jepang, CB750 lebih dilirik.

6. 1970-an : Suzuki GS1000CS 

img
Era 1970an motor makin berkembang. Di era ini pula pabrikan motor mulai lebih konsentrasi memikirkan desain kendaraan termasuk urusan aerodinamika dan fairing kendaraan.

Dan dari banyak motor yang lahir di era ini, Suzuki GS1000CS banyak dianggap sebagai motor terkencang dekade itu. Jurnalis LJK Setright dalam bukunya ‘The Guinness Book of Motorcycling Facts & Feats’ yang lahir di 1979 bahkan mendaulat motor ini sebagai ‘fastest production bike’.

Suzuki GS1000CS sendiri mampu menjadi motor terkencang karena Suzuki memberi restu pada para pemilik motor ini untuk memodifikasi  tanpa menghilangkan garansi mereka. Fairing dari Dunstall berhasil membawa lari motor ini hingga kecepatan 154,2 mph atau sekitar 248 km/jam.

7. 1980-an : Kawasaki ZX-10 

img
Dasar penggunaan fairing yang diletakkan era 1970an dikembangkan kembali di era 1980an. Fairing dianggap menjadi salah satu hal yang penting untuk meningkatkan aerodinamika untuk meningkatkan kecepatan puncak kendaraan.

Di dekade ini pula lahir banyak motor kencang mulai dari Suzuki GSX-R1100, Yamaha FZR1000 EXUP dan Kawasaki ZX-10 yang masing-masing mampu berlari menembus angka 165 mph atau 265,5 km/jam. Yamaha EXUP FZR1000 saja mampu berlari hingga 169 mph atau 272 km/jam.

Namun ketika mata memandang ke tiga motor itu, Honda Magna V65 (VF1100C) menyalip di tikungan dan mendaulat diri sebagai motor terkencang setelah mampu berlari sampai 278,4 km/jam.

Hal itu membuat kaget banyak pecinta otomotif saat itu. Namun di tahun 1990, Guinness Book of Records akhirnya merevisi gelar ini dan memberikannya pada Kawasaki ZX-10 terbaru yang sebenarnya sudah ada sejak 1988 sebagai motor tercepat di dunia.

8. 1990-an : Suzuki Hayabusa

img
Bila di tahun 1980an terjadi ‘keributan’ terkait pemilihan gelar motor terkencang dekade itu, di 1990an, hampir tidak ada yang bisa membantah kalau Suzuki Hayabusa yang keluar di 1999 adalah motor terkencang di dunia.

Di era ini, banyak lahir motor-motor kencang. Kawasaki melahirkan ZZ-R1100 di 1990 yang mampu berlari hingga 177 mph atau 284,8 km/jam. Honda juga tidak mau kalah dengan melahirkan CBR1100XX Super Blackbird yang lahir 1996. Uniknya, CBR1100XX Super Blackbird banyak ditulis sebagai motor ‘200 mph’, namun Visordown membantah kalau motor ini sebenarnya hanya berkecepatan sekitar 178 mph atau 286,4 km/jam saja.

Lalu bagaimana dengan Hayabusa? Disaat lawan-lawannya tidak ada yang bisa menembus angka 180 mph, Hayabusa sudah mampu berlari hingga 194 mph atau 312,2 km/jam. Ini membuat lawan-lawannya ketar-ketir sendiri.

9. 2000-an : MV Agusta F4 312R 

img
Milenium baru datang namun pertempuran memproduksi motor kencang belum usai. Di era ini, peran perangkat elektronik yang menjaga kestabilan motor mulai diperhatikan. Akibatnya, banyak motor Jepang yang mengalami perlambatan kecepatan karena rata-rata kecepatan puncak mereka dibatasi secara elektronik. Kawasaki kembali merengsek pasar dengan melahirkan ZX-12R yang mampu berlari hingga 186 mph atau 300 km/jam, Hayabusa di era ini juga ‘hanya’ memiliki kecepatan di angka itu.

Di lain sisi, motor-motor Eropa seperti MV Agusta F4 312R, Ducati Desmosedici RR dan BMW S1000RR mulai menunjukkan tajinya. Selain memang memiliki mesin kuat dan kencang, motor-motor Eropa jarang yang dibatasi kecepatannya secara elektronik. Dan diantara ketiga motor kencang asal Eropa tadi, MV Agusta F4 312R bisa dibilang lebih baik dari rival-rivalnya. Kecepatan 312 km/jam dapat dicapai dengan mudah.

10. 2010-an : Honda RC213V 

img
Ini adalah era sekarang dan bisa dibilang masih di awal dekade. Banyak motor kencang ada di masa kita sekarang sampai dekade 2010an ini berakhir nanti dan ada beberapa motor yang secara potensial akan mencatatkan dirinya sebagai motor terkencang. Namun lagi-lagi, pembatasan secara elektronik menjadi salah satu hal yang membatasi perkembangan pencapaian kecepatan di motor produksi jalanan saat ini.

Dan diantara banyak motor kencang yang sudah dan akan lahir di dekade ini, motor yang paling potensial untuk menjadi motor terkencang di dekade 2010an adalah Honda RC213V yang akan segera diproduksi oleh Honda sebagai motor jalanan.

Motor ini adalah motor balap mereka yang berlaga di MotoGP, namun Honda RC213V yang akan dijual adalah versi yang sedikit berbeda. Motor ini diperkirakan mampu menembus angka 217 mph atau sekitar 350 km/jam. Namun, untuk membuktikan siapa yang jadi jawara di dekade ini, sepertinya kita harus sabar menanti motor-motor yang akan keluar hingga penghujung 2019 mendatang.

sumber : detik.com

Categories: Flash News | 1 Comment

Sepeda Motor = Istri

Pagi ini melihat komandan menggunakan kaos yang bertuliskan :

BIKES ARE LIKE WIVES

IF AINT YOURS DON’T TOUCH

Image

Pendapat yang 100% harus dibenarkan ya ? Hehehehehehehe…..

Categories: Uncategorized | Leave a comment

Yamaha R4 hanya single silinder ?

Apa jadinya jika Yamaha akhirnya meluncurkan YSF-R4 dengan single silinder seperti yang dikutip dari Bikeadvice India : “Yamaha Indonesia has confirmed that they are working on a 250cc sportsbike and the cherry on the top is that it will resemble the YZF R125 (pictured here), which we all have been suckers of! It is reported that the bike will get a single cylinder liquid cooled mill which we believe will be done to save on costs and in turn, will help the company to price it competitively (if Yamaha has any such intentions).” -Bikeadvice-

Entah bagaimana caranya Bikeadvice mendapatkan konfirmasi dari pihak YIMM tapi jika benar YIMM akan memproduksi Yamaha R4 dengan single silinder maka kejadian CBR 250 akan terulang lagi. Ninja ZX250 akan mentertawakan Yamaha R4 dan CBR 250 yang single silinder, haiyaaa….

Pasti banyak bikers yang akan kecewa dan gak jadi meminang R4 ini. Kenapa ? Secara tampang sudah racing look and moge look, tapi bakalan diasapi sama Ninja nopekgo nih.

Mudah-mudahan ini hanya isu, kalau nggak tabungan buat beli Yamaha R4 ini akan dipakai buat ganti baju si DK saja.

Categories: Flash News | 1 Comment

Blog at WordPress.com.