Monthly Archives: September 2014

Si DK kembali ke Jakarta

Hari ini si DK dikirim ke Jakarta menuju Performa Motoshop di Tomang buat prepare touring “Ride Back Home” ke Denpasar tanggal 23-28 Oktober 2014.

Touring ini untuk menuntaskan touring yang tertunda karena  kecelakaan di Jambi tahun lalu yang mengakibatkan surat ijin touring sendirian dicabut, hikks…hikss…hikss.. Jadinya harus dikirim dan start dari Jakarta.

Hasil urun rembug dengan juragan Performa akhirnya re-schedule ke tanggal tersebut di atas itupun setelah beberapa kali terjadi perubahan tanggal. Hadeeehhh….

 

So..

IMG_0873

IMG_0867

IMG_0870

IMG_0872

See you in Bali next month.

Categories: Touring | Leave a comment

Si DK Road to Padang ( part-2 )

Day 4 – 7 September 2014 : Padang – Pekan Baru

Akibat tidur jam 02.00 bikin semua terburu-buru. Jam 05.00 bangun n langsung packing sekalian bangunin Argus buat siap-siap.

Rencana jam 05.00 berangkat akhirnya tertunda jam 06.15 start dari hotel dilepas sama bro Remon yang ikutan tidur di hotel. Jalan masih sepi di pagi hari sehingga si DK dipacu average speed 115 kmj, kontur jalan yang menanjak dan mulus tak terasa Padang Panjang dan Pariaman terlewati. Bukit Tinggi tercapai hanya dalam 65 menit pas di jam Gadang. Di jam gadang sini berhenti dulu buat makan karena perut sudah keroncongan, dan masakannya semua masih fresh terutama daging cincang, waaauuuwww…tambo ciek.

IMG_0561

IMG_0560

IMG_0558

O iya, pas lewatin kota Padang Panjang dan Pariaman, aroma masakan rendang tercium sangat jelas. Memang beda kota-kota di Ranah Minang. Selain itu ternyata urang awak senang berolahraga di pagi hari. Terlihat sepanjang jalan mulai dari Padang sampai Bukit Tinggi banyak orang berolahraga jalan pagi. Bahkan di area jam Gadang banyak ibu-ibu yang senam bersama…

Jalanan dari Bukit Tinggi ke Pekan Baru tidak berubah sama sekali sejak dua hari lalu, masih sama saja. Hanya sja sekarang emandangannya agak beda, banak orang yang naik motor mambawa najing, bahkan banyak pick up yang memuat anjing-anjing di dalam kandang. Semuanya menuju ke arah Pekan Baru. Jadi kalau berangkat ketemu rombonga HD, pas pulang ketemu rombogan yang bawa anjing, hahahahahahahaiiii…. Kiraian ada acara lomba atau tarung anjing tapi ternyata buat acara berburu babi hutan aka. celeng. Ooooo…ternyata di Sumatera Barat berburu babi hutan bukan hanya sebagai sarana membasmi babi hutan tapi juga sebagai saran olah raga dan wisata, ckk..ckk..ckk..

3369498_20130319084115

Anjing-anjing tadi kemudian dikumpulkan untuk memburu babi hutan yang masuk ke ladang pertanian. Babi memang menjadi hama yang paling merugikan sehingga warga dari berbagai daerah bersatu padu untuk membasminya. Perburuan babi hutan kecil-kecilan (lintas kecamatan) disebut Buru Pakan, sedangkan perburuan babi hutan besar-besaran (lintas kabupaten) disebut Buru Alek.

Setelah diketahui ada babi hutan yang masuk ke ladang pertanian, warga setempat akan mengundang warga dari daerah lain untuk berburu babi di ladang tersebut. Para pemburu babi kemudian berbagi tugas. Pemburu tuan rumah akan bertindak sebagai penyelenggara yang disebut Buru Muncak, sedangkan para pemburu yang bertindak sebagai tamu disebut Sialek. Anjing-anjing milik Buru Muncak bertugas menghalau babi agar tidak keluar dari hutan, sedangkan anjing-anjing milik Sialek bertugas mencari, mengejar, dan menggigit babi hutan.

Bagi anjing-anjing pemburu itu, menaklukkan babi hutan tidaklah mudah karena babi hutan kuat, gesit, dan memiliki taring yang tajam. Setiap pemburu berusaha melatih anjingnya sebaik mungkin karena pemilik anjing yang berhasil menakhlukkan babi hutan akan mendapatkan kebanggaan. Kini tradisi berburu babi di Sumatera Barat tidak hanya untuk membasmi hama babi hutan, tapi juga menjadi sarana olahraga dan wisata. Bagi wisatawan asing konon harus membayar sejumlah uang untuk menyaksikan perburuan babi hutan ini secara langsung. Lebih jauh lagi, perburuan babi hutan ini telah mempererat persaudaraan karena persamaan tujuan yaitu membasmi hama babi hutan.

Tradisi berburu babi di Sumatera Barat sudah bertahan dari sejak zaman kolonial Belanda sampai sekarang. Bahkan kini tradisi berburu babi ini sudah menyebar ke provinsi lain di sekitar Sumatera Barat, yaitu antara lain Jambi, Bengkulu, dan Pekanbaru. (sumber : Tradisi Berburu Babi Hutan / Giewahyudi).

Pada perjalanan pulang ini lebih sering berhenti untuk foto di spot yang dirasa perlu sekalian beristirahat karena cuaca benar-benar panas. Menjelang Bangkinang mata sudah gak tahan lagi karena ngantuk. Daripada membahayakan diri sendiri akhirnya segera memberi kode untuk time out, sekalian refresh kondisi mata.

IMG_0661  IMG_0662

Bangkinang – Pekan Baru boleh dibilang jalur neraka selama touring kali ini. Jalanan ynag super padat plus cuaca yang sangat panas bikin stamina cepat ngedrop. Terpaksa harus sedikit ugal-ugalan tapi tetap mempertimbangkan safety diri sendiri dan orang lain. Sampai hotel jam 1200 siang langsung check in dan rehat menunggu kedatangan ko Jumin dan bro Hendrik karena harus segera menuju area Sumatera Bike Week. Mudah-mudahan ada yang tersisa buat dibeli.

IMG_0302

Karena tidak mendengar apa kata tetua SBOC ko Aseng, yang ditemui di sana hanya tinggal sisa-sisa, offical merchandise habis tuntas, tak ada yang bisa dibeli. Apa mau dikata, untungnya masih ada sedikit hiburan dimana Argus diwawancai oleh host acara Sumatera Bike Week. Kecewa deh….

IMG_0568              IMG_0571

IMG_0572

IMG_0570“Abang cakep banget…”

“Ah..nggak juga, dek. Abang cuma capek, bisa mijet..?”

Dari area Sumatera Bike Week kemudian dilanjutkan dengan makan siang, spesial ikan air tawar, hiiiiii…..ayam goreng dah cukup lah. No fresh water fish.

IMG_0575

Tak ada acara malam hari kecuali makan malam di rumah makan pak Agus lagi. Bingung apa nggak ada lagi tempat makan yang lebih baik di Pekan Baru kah, hahahahahahaha…untung seafood resto jadi hajar bleh, tidak ketinggalan satu lonjor pete goreng, manttaaff gan.

IMG_0586    IMG_0587

Day 5 : Pekan Baru – Rokan Hilir

Hari ini bangunnya agak siang nih karena jarak Pekan Baru – Rantau Prapat yang tidak jauh sekitar 300an km yg diprediksi ditempuh dalam 5 jam sehingga start bisa agak siangan. Rencananya harus istirahat di Rantau Prapat karena belajar dari hari pertama ternyata si RC tidak bisa riding lebih dari 300 km, jadi mau tidak mau jarak Pekan Baru – Medan harus ditempuh dalam 2 hari.

Di awal maunya sih jalan jam 10.00 tp spt biasa Road Captain yang masih lelet bangunnya plus acara makan bareng koh Jumin n brader Hendrik and Rudi dulu di mie sagu sehingga baru start jam 1115, aaaarrrggghhh……. terima kasih buat koh Jumin, bro Hendrik dan bro Rudi yang sudah dibikin repot selama di Pekan Baru. Terima kasih buat jamuan makannya, nih perut dah tambah maju dan pasti berat badan juga naik drastis neh..

IMG_0588

Salah kandang nih…

IMG_0590Dilepas oleh breder Pekan Baru : Rudi, Hendrik dan Jumin

IMG_0596

Pekan Baru memang panas betul, baru ride beberapa menit baju dalam sudah basah keringat memaksa jaket harus dibuka sedikit. Batas kota Pekan Baru menuju Minas jalanan agak sepi sehingga si DK bisa dipacu di belakang si putih, lirik ke speedo speed bermain di kisaran 100-115 km/jam. Aksi mereng-mereng walau tidak maksimal tapi cukup menghibur dan tak terasa Minas pun terlewati menuju Kandis. Volume kendaraan menuju Kandis dan Duri mulai meningkat tapi aksi high speed dan mereng-mereng tetap gak berubah.

Dari Kandis ke Duri si DK di depan, sepertinya Road Captain (RC) ngantuk jadi minta tukar posisi. Langsung aja tancep gas poolll, speed di kisaran 125-130 km/jam. Beberapa kali si Putih RC tak terlihat di spion, sptnya tertinggal agak jauh memaksa si DK harus pelan lagi menunggu sampai keliatan di spion dulu baru gaas pooll lagi. Rencananya baru akan istirahat di Alfa Mart Duri, tapi seperti biasa…..Alfa Mart-nya kebablasan karena tau-tau sudah di luar kota Duri. Tak lama kemudian RC memberi kode buat berhenti, pas dicek matanya bermasalah : debu masuk di mata. Karena dikucek jadinya makin sakit.setelah agak mendingan perjalanan diteruskan tapi tidak lama karena sakitnya gak bisa ditahan. Akhirnya berhenti di warung buat dicek lg sambil dibilas pakai air bersih, saat itu  jam menunjukan 14.33. Setelah agak mendingan karena sempat tiduran perjalanan dilanjutkan kembali, sayangnya kondisi mata Argus tidak membaik. Jadinya kembali berhenti di sebuah warung pas di persimpangan Dumai. Pas nanya ke warung ada dokter di dekat situ jadi dengan setengah dipaksa Argus diantar ke dokter untuk diperiksa. Hasilnya…debu sdh bersih cuma ada iritasi akibat dikucek pakai tangan kotor. Stok obat tetes mata dokter habis, jadinya Argus hanya bisa membilas matanya pakai air mineral. Kasian liatnya, anak orang jadi susah karena touring, hiks…hikss…hiksss…..

 IMG_0603Terpaksa mata dikompres pakai Pocari Sweat

IMG_0604Hampir diberi napas bantuan oleh dokter

Setelah merasa agak mendingan perjalanan diteruskan kembali, sapertinya RC sudah OK karena speed di angka 98-110km/jam. Trek panjang dan lurus setelah simpang ke Dumai pun dihajar kencang, terlihat sesekali RC mengangkat visor untuk mengecek matanya, akibatnya tak lama kemudian memberi isyarat butuh obat tetes mata. Kebetulan ada plang praktek dokter umum di dekat situ jadi langsung berhenti dan diperiksa dokter. Diagnosa sama ada iritasi di mata dan diberi insto untuk sementara.

IMG_0620

Dokter Umum : dr. Meliana

IMG_0608Netes..netes sendiri….

IMG_0612Ibu dokter tak jadi masak karena ada pasien guantengg…..

Akhirnya diputuskan berhenti dan istirahat di situ dan informasi dari dokter ada hotel 1 km di depan, alasannya sebenarnya karena Bagan Batu masih 102km lagi dan kondisi RC yang tidak memungkinkan. Jadilah terpaksa menginap di hotel….. setelah check in Argus sang RC langsung terlelap, ngorok pula. Mudah-mudahan kondisinya cepat pulih biar besok bisa riding.

 IMG_0622

20140908_173801

DAY 6 : Rokan Hilir – Medan

Bangun kesiangan lagi dari rencana sehingga molor satu jam. Yang paling utama mata Argus sudah baikan walaupun belekannya lumayan banyak, hihihihihihihi…..

IMG_0621

Check out jam 0600 n lansung gas menuju Bagan Batu yang masih berjarak 104km. Argus is back for a RC, langsung rolling high speed. Jalanan sepi jadi si DK diajak berlari kencang walau tdk full speed. Maklum si RC agak menahan diri atau mungkin hanya segitu aja.

Bagan Batu dicapai hanya dalam waktu 75 menit. Sempat ketir-ketir juga karena isi tanki sdh di dasar, bahkan RC dah kasih signal lampu penunjuk bensin sudah nyala. Waduh, bakalan dorong nih… untungnya sbm masuk kota Bagan Batu ada pom bensin jadi bisa refueling dan istirahat sejenak. Next check point adalah Rantau Prapat yang berjarak….. kota Bagan Batu di pagi hari terasa ramai dengan anak sekolahan dan orang ke pasar. Setelah itu jalanan kosong plus aspal mulus, jadinya ya mereng-mereng dulu lah. Tidak lupa GoPro di on kan juga, mudah2an terekam tuh aksi. Daerah perbukitan…. sangat cocok buat mereng-mereng, tikungan mantaff abis, ada tanjakan maupun turunan. Lengkap deh….

Tak lama kemudian Kota Pinang terlewati dan akhirnya masuk Rantau Prapat. Hanya sekitar 1 jam kurang lebih untuk menempuh Bagan Batu sampai Rantau Prapat. Acara berikut adalah sarapan. Maunya sih KFC Suzuya tapi blm buka juga. Akhirnya merapat ke menu idola : Nasi Padang. Dan selalu always…..tambo ciek. Tak lama kemudian teman Argus merapat bersama istrinya buat bertemu. Setelah haha…hihi…sebentar langsung siap-siap lagi.

 IMG_0638Ludes tandas tambo ciek again

Check point berikut adalah Tebing Tinggi dengan stop over di Kisaran buat refueling sekalian ngecek kondisi si DK dan si Puteh. Hasilnya adalah terpantau ban belakang siPuteh dah terlihat kawat bagaian dalam dan beberapa aku yabg tertancap di ban. Gawat juga nih kalau begini kondisinya. Setelah berdiskusi dan menguatkan hati RC akhirnya perjalanan dilanjutkan kembali dengan  prediksi 1.5 jam untuk sampai Kisaran yang berjarak 120 km. Kembali RC Argus menunjukan kemahirannya di trek lurus maupun meliuk-liuk di tikungan. Hasilnya….pas 1.5 jam tembus Kisaran. Ediiiaaannn….

 IMG_0643Habis ban si Puteh dimakan aspal Pekan Baru – Padang

Habis rehat 15 menit dan ngecek jarak ke Tebing ternyata tinggal 78 km, lumayan. Prediksi 45 menit sudah tembus Tebing kalau masih rolling speed seperti pagi hari. Hanya saja terlihat sang RC terlihat mulai menurun. Tandanya sangat gampang, ngegas pooll abis itu lgs lepas gas dan tangan kiri dilipat di atas tangki. Kalau begini caranya jam berapa baru sampai Tebing nih, terpaksa dengan berat hati si DK take over. Si DK pun dipacu agak kencang dikit buat narik RC. Hasilnya terlihat karena tak lama kemudian RC pun sdh kembali ke posisi depan, he’s back.

IMG_0647

Kembali sesuai prediksi 45 menit langsung tembus Tebing dimana bro Fendi dah menunggu d3ngan R1 kuning buat makan siang. Sedaaaappp……..

IMG_0648Menunya….? Rahasia donk.

Habis makan maunya sih langsung tapi Argus RC minta ketemu dengan kawannya pula, hadeeehhh. Jarak sdh dekat tapi masih mau ketemu kawan, haddeeehhh…. Ternyata ketemunya bukan karena pengen ketemu tapi hanya buat ambil tutu pentil ban si Puteh  dan pinjam toilet, itu aja. Hahahahahahahaiiii….. Setelah ngobrol bentar langsung pamitan karena hujan sudah mulai turun, katir kehujanan di jalan. Ternyata keluar Tebing langsung panas menghantam dengan hasil baju kembali basah karena keringat Untung jalur Tebing – Medan merupkana jalur touring rutin jadi RC langsung rolling gass pooll rem pooll. Jalanan padat dengan berbagai macam tipe kendaraan, tingal bilang semua ada. Kondisi ini memaksa untuk meliuk-liuk diantara kendaraan besar dan jalur yang sering diambil adalah jalur kanan. Akibatnya ada angkot yang akhirnya menantang RC dari depan buat adu jangkrik tapi angkotnya akhir minggir sendiri, nampaknya keder juga sama si RC, Argus gitu loh……

Tak terasa si DK memasuki kota Medan setelah touring 2000km ke Padang dan disambut ko Aseng dan ko Awie dengan mengajak makan malam sebagai tanda Welcome Home khususnya buat Argus yang sukse menyelesaikan touring pertamanya walau dengan banjir airmata. Thanks buat ko Aseng dan ko Awie buat penyambutannya yach…

IMG_0656

IMG_0669

Road to Paadang menempuh total 2080 km

Setelah ini apa….? Preparing kirim si DK ke Jakarta buat melanjutkan touring yang tertunda “Si DK Ride Back Home” next month. So…see you in Bali.

Thanks buat support-nya : The Odong-odong SBOC, Hens Motor

Special thanks : Ko Aseng, Awie, Gunawan, Jhoni (Medan), om Jumin and keluarga, om Hendrik dan om Rudy (Pekan Baru), bro Octa & keluarga, bro Sonny dan bro Remon (Padang)

Categories: Touring | Leave a comment

Si DK Road to Padang 2014 ( part-1 )

IMG_0236-0

Ide untuk touring jauh the Odong-odong SBOC sudah lama terlintas, dan rencana awal adalah touring menuju km 0 di pulau Sabang, Aceh. Entah bagaimana ceritanya malah judulnya berganti menjadi Road to Padang sejak beberapa bulan terakhir ini, mungkin sekalian untuk menghadiri Sumatera Bike Week di Pekan Baru. Dari beberapa omong-omong internal akhirnya diputuskan Road to Padang dilaksanakan tanggal 4 – 9 September 2014. Awalnya sih ada banyak peminat yang mau ikut  touring tapi seiring perkembangan sampai beberapa hari terakhir tinggal 4 orang tersisa. Satu hari menjelang keberangkatan satu oarng mengundurkan diri, dan terakhir 8 jam sebelum keberangkatan satu lagi mundur. Akhirnya hanya tersisa dua unit yang berangkat : si DK dan si Puteh. Walaupun hanya dua tapi “the show must go on”, ya nggak ?

Day 1 – 4 September 2014 : Medan – Pekan Baru

Jam 04.30 si DK sudah standby dan sarapan di McD Ring Road sebagai titik start sambil menunggu kedatangan si Puteh. Benar-benar duet maut yang touring kali ini karena peserta berkuurang dari banyak sampai tinggall empat orang dimana yang dua pun akhirnya gagal berangkat dengan pemberitahuan satu hari d-day. Gak masalah yang penting touring.

IMG_0684

Jam 05.00 langsung start menuju check point pertama di Kisaran. Dengan kondisi full tank maka tidak perlu singgah lagi di pom bensin, jalanan yang sepi tapi kondisi masih gelap memaksa extra hati-hati. Apalagi ternyata si RC sudah kabur penglihatannya dan mestinya harus menggunakan kacamata. Dingin yang sedikit menusuk tulang merupakan tanda kalau sebenarnya cuaca lagi mendung akan hujan. Karena masih sepi perjalanan tidak terasa telah melewati  Lubuk Pakam saat menjelang Tebing Tinggi hujan turun menyambut walau belum deras. Keluar dari Tebing Tinggi menuju Kisaran baru hujan turun dengan derasnya, untung riding gear Taichi water proof jadi aman gak perlu pakai rain coat.

IMG_0305

si DK dan si Puteh ready for the journey

IMG_0306

Km si DK sebelum berangkat

Tiba di Kisaran hari sudah terang hujan pun sudah berhenti, si DK diarahkan menuju pom bensin buat refueling dilanjutkan  dengan nyari warung buat sarapan untuk ganjal perut. Argus kemudian mendapat informasi jika grup yang lain menuju Pekan Baru baru start dari Medan.

IMG_0308          IMG_0312

 IMG_0309

 IMG_0310              IMG_0311

Setelah cacing di perut kekenyangan dn tidur perkjalanan dilanjutkan menuju Rantau Prapat, jalanan belum seberapa ramai kondisi jalan yang mulus memaksa si DK harus full speed ngejar si Puteh. Di Rantau Prapat istirahat sebentar di Alfa Mart sekalian Argus memantau pergerakan grup dari Medan yang ternyata mereka sudah tiba di Tebing Tinggi.

IMG_0314         IMG_0317

                                                                                                                                   Anywhere anytime

Check point berikut adalah Bagan Batu untuk istirahat makan siang. Lepas dadri Rantau Prapat Si Puteh masih di depan tapi terlihat fisik sudah mulai drop karena setiap habis satu tarikan gas pooll kemudian posisi riding dirubah menjadi posisi istirahat tangan kiri dilipat menyangga tubuh di atas tangki. Setelah melewati Kota Pinang si DK langsung beraksi di depan.

Sebelum Bagan Batu ada satu bukit (lupa nama daerahnya) dimana kiri kanan merupakan kebun kelapa sawit baru. Aspalnya..wow ! Jalannya mulus penuh tikungan, pokoknya mantaff deh. Dulu waktu dari Bali dengan si KT juga melewati bukit ini jadi langsung saja main hajar karena sudah paham kondisi jalannya. Pada saat lagi kenceng-kencengnya di depan ada motor dengan gerobak di samping dimana satu penumpang duduk di gerobak sambil ngobrol dengan ynag nyetir. Feeling sih nih orang akan belok kanan tapi gak ada tanda-tanda jadi si DK dipacu dengan maksud mendahului. Tanpa disangka motor gerobak ini langsung pindah jalur ke kanan sehingga memotng pas di depan si DK. Klakson si DK pun tidak bekerja jadi mereka tidak menyadari jika ada kendaraan di belakangnya. Refleks rem belakang dan rem depan dimainkan dimana hasilnya si DK langsung stoopie…roda belakang langsung naik tinggi. Argus yang ada di posisi belakang  sudah pasrah pasti tabrakan. Untungnya TUHAN masih bersama orang berani, jadi rem depan dilepas perlahan langsung si DK turun ke posisi normal. Huuuffff….hampir saja. Dari situ kemudian si Puteh kambali menjadi RC untuk lebih amannya selama si DK tak berfungsi.

Setibanya di Bagan Batu langsung istirahat buat makan siang sekalian perbaiki klakson si DK. Sementara Argus kembali memantau pergerakan grup di belakang yang ternyata mereka lagi berhenti di Kisaran.

IMG_0336

Sang Road Captain yang kecapekan bukan kecakepan

Istirahat sejam dirasa cukup di Bagan Batu karena Pekan Baru masih di kisaran 300an km lagi dan check point berikut adalh Duri. Sang RC abadi sudah terlihat kepayahan sehingga mau tak mau diputuskan buuat istirahat sebentar di pertigaan Bagan Siapi-Api. Jalanan sebelu pertigaan Dumai dan Duri tidak sempurna, bergelombang dan hasilnya si Puteh beberapa kali roda belakang tidak menyentuh aspal karena bumpy terus. Untung si RC abadi sudah mahir walau kecapekan., hihihihihi…. Tiba di Duri hari sudah sore jam 15.00, seperti acara wajib singgah di Alfa Mart buat istirahat dan minum dulu sambil mantau perkembangan grup di belakang yang katanya sudah sampai di Rantau Prapat.

Duri – Kandis – Minas ada beberapa titik perbaikan jalan sehingga menimbulkan kemacetan, untungnya tidak seberapa parah ditambah bisa meliuk-liuk jadi agak aman. Menurut cerita beberapa orang sehari sebelumnya kemacetan yang terjadi bahkan sampai 14 jam, ediiiaaannn…. Aspalnya sih ada yang baru ada yang aspal lama, beberap titik malah aspal tidak rata sehingga perlu ektra waspada. Selain itu karena teledor tidak mengisi bensin jadinya dari Kandis ke Minas bensin sudah dalam ondisi mengkuatirkan, jangan-jangan harus dorong nih. Untungnya ada pom bensin dan dengan sangat terpaksa mengisi minum premium 4 liter, haddeeehhh….  Istirahat bentar kemudian lanjut ke Pekan Baru yang berjarak kurang dari 30 km, gak jauh sih tapi karena hari sudah malam sehingga speed kurang maksimal.

Sebelum masuk kota Pekan Baru, tim penjemput sudah menunggu yaitu bro Hendrik dan Rudi yang dengan arahan mereka segera meluncur ke hotel Grand Elite buat istirahat Ternyata pas sampai hotel gak bisa langsung ke kamar karena ko Jumin sudah ngambil kunci dan hilang entah kemana. Ditelpon pun gak diangkat, terpaksa bengong aja dulu di lobby. setelah adu argumen dengan receptionis baru dah dikasih kunci cadangan. Jemblung…..!!

IMG_0364

VIP Parking Grand Elite Hotel

IMG_0360

Tim penyambutan

IMG_0372

 Bersama yang punya Pekan Baru nih

Acara malam ini hanya keluar makan di rumah makan pak AGus, seafood. Jangan heran jika rumah makan ini akan sering muncul dalam tulisan tentang touring kali ini ya. Balik ke hotel buat istirahat sekalian re-planning buat hari berikutnya.

IMG_0366       IMG_0367

Day 2 – 5 September 2014 : Pekan Baru – Padang

Jarak Pekan Baru – Padang sekitar 300an km sehingga planning awal akan start dari Pekan Baru jam 10.00 dan prediksi sampai Padang sekitar jam 15.00. Sayangnya rencana selalu berubah tergantung kondisi, pertama karena bangun yang siang plus malas-malasan yang bikin lelet. Dan yang kedua ada Sumatera Bike Week yang serba tanggung, mau lihat sebelum ke Padang atau setelah dari Padang. Ada untung ruginya yang harus dipertimbangkan akhirnya dari hotel diputuskan untuk singgah dulu di Sumatera Bike Week sekalian untuk beli merchandise buat koleksi dan titipin ko Aseng.

IMG_0369Ngoroknya yang gak tahan, “hrrgg…hrgg…hargg…”

Pas on the way ke lokasi semuanya berubah, ko Jumin langsung mengarahkan menuju jalan ke Bangkinang – Padang karena hari sudah terlanjur siang. Lalu lintas di Pekan Baru mirip-mirip di Medan lah, semrawut menuju luar kota, panasnya itu yang gak ketulungan. Setelah say goodbye buat ko Jumin, Argus yang tetap bertindak sebagai RC, karena sudah istirahat semalaman langsung beraksi. Jarak Bengkinang sekitar 54 km dilahap dalam 30 menit kurang, maklum jalan yang lurus dan lumayan sepi bisa diajak rolling high speed. Hanya yang gak tahan adalah cuaca panas yang bikin cepat ngedrop. Sehingga sebelum keluar Bengkinang harus istirahat untuk minum yang banyak. Di dalam kota sendiri kami bertemu dengan beberapa untui BMW GS1200 yang lagi istirahat menuju Pekan Baru dari Padang, juga beberapa Harley yang baru masuk kota.

Etape berikut adalah menuju check point Bukit Tinggi yang berjarak 170an km. Langsung gass pooll karena jalan yang sepi. Boleh dibilang speed average 120km/jam dengan top speed 150-160km/jam. Kondisi jalanan bervariasi, naik turun tikungan tajam maupun tikungan menanjak atau menurun, lengkap sudah. Kondisi aspal…? Excellent. Mereng-mereng ? Pastilah !!! kapan lagi bisa dapat kondisi jalan yang seperti ini? Puas banget…. Di jalan sempat berpapasan dengan banyak rombongan Harley menuju Pekan Baru. Bermacam-macam type Harley yang terlihat di jalanan, baik yang dikendarai maupun yang dinaikin di storing car.

Pas jam 14.00 berhenti sebentar buat ngisi perut yang mulai keroncongan di rumah makan Padang Sederhana. Terbayang kan nikmatnya pas lapar langsung pesan makanan Padang. Ternyata oh..ternyata… banyak menu yang sudah habis dihajar sama grup Harley, terpaksa makan seadanya gak pake nambah. Hadeeehhhh…. Dan parahnyanya lagi, juragan naspad Sederhana bingung karena rombongan HD tadi ternyata belum bayar makanannya, gubrrraaakkk !!!!  Malah si DK malah ditanyai kenal sama Aher / Ahuat dari HD Medan, katanya pas ditagih ke grup HD buat bayar makan dijawab akan dibayar oleh orang tersebut. Wahhh…mana saya kenal.

Perut kenyang mata ngantuk adalah maslah besar kalau perjalanan masih jauh, jadi gak perlu berlama-lama karena takut ketiduran langsung tancep gass setelah ngisi pertamax juga. Jalanan masih mantaff jadi bisa hura-hura dengan speed sepuasnya. Di jalan masih aja ketemu dengan beberapa rombongan besar Harley dengan satu dua unit tercecer di belakang rombongan besar, hihihihihihihihi…..

IMG_0396Selera makan hilang gara-gara kehabisan makanan, aarrgggghh……

IMG_0400Ketemu rombongan BMW GS 1200 dari Bandung

Akhinya sampai juga ke tikungan yang paling terkenal di jalanan Sumatera  : Kelok 9. Sebelum melihat nih Kelok 9, gambaran orang pasti ah, kelok biasa seperti tikungan jalanan pada umumnya. Tapi setelah melihat sendiri hanya satu kata….WOOOWWW !! Silahkan di-googling kalo nggak percaya. Tanpa buang waktu langsung parkir dan ambil posisi. Tikungannya kalo dengan high speed terasa seperti sembalap sirkuit…keren abiss. Kalo nggak percaya juga, liat fto-foto di bawah ini. Puas foto-foto perjalanan langsung dilanjutkan karena kuatir hari gelap sebelum sampai ke Padang.

  IMG_0410       IMG_0403

IMG_0407

IMG_0413

IMG_0405         IMG_0414

Memang boleh dibilang jalanan sejak Bengkinang sampai Bukit Tinggi adalah yang terbaik selama ini sejak touring dengan si KT dan si DK, bisa dikasih point 8.5., plus variasinya yang menantang. Ada beberap titik kecil yang masih diperbaiki karena longsor tai itupun tak sampai 50 meter.

Lepas dari Kelok 9 langsung gass lagi melewati Payakumbuh dan segera memasuki kota Bukit Tinggi “the High Hill”. Argus tetap di depan sebagai RC karena dia sudah beberapa kali ke Bukit Tinggi tapi sayangnya dia agak ragu arah ke icon Bukit Tinggi “jam Gadang”, jadinya harus berhenti beberapa untuk memastikan arah. Akhirnya sampai juga di jam Gadang-bukit Tinggi …my dream comes true.

IMG_0421         IMG_0431

Ke Padang masih jauh lagi jadi bisa foto-foto sambil istirahat tidak terlalu lama langsung berlanjut tetap dengan high speed, Padang Panjang dan Padang Pariaman terlewat tanpa terasa di hari menjelang sore.  Setelah Bukit Tinggi ada air terjun kecil pas di samping jalan yang dikenal dengan nama air terjun Lembah Anai, keren juga karena posisinya yang strategis. Jadi mau tak mau mesti berhenti sangat sebentar untuk mengabadikannya sebagai barang bukti.

IMG_0430

Tak lama kemudian batas kota Padang pun terlihat ditandai dengan fly over Bandara Internationa Minangkabau (BIM). Di sini berhenti untuk menunggu bro Octa yang sudah janjian mau jemput dan mengantar ke hotel Mercure. Menunggu agak lama dikit tapi cukup puas buat istirahat. Fly over ini ternyata digunakanbanyak warga buat kongkow-kongkow di sore hari terutama ABG, maka jadilah si DK dan si Puteh jadi perhatian orang yang lewat. Bahkan sempat dijadikan backgraound fot0 sama anak-anak kecil, hihihihihihihihihihi….

IMG_0437              IMG_0440

Bro Octa tiba dan ternyata sudah lama berkawan dengan Argus dan langsung menjajal si Puteh. Hasilnya…keracunan moge. Langsung minta tolong Argus buat mencari moge buatnya, hehehehehehehe…baru tahu dia bagaimana semburan tenaga 1000cc, hihihihihihihih……

IMG_0433Meracuni yang mau keracunan moge

Ternyata fly over BIM masih jauh dari kota Padang, hampir 30 menit di lalu lintas padat baru tiba di hotel Mercure dan langsung check in serta istirahat. Ada insiden kecil di depan hotel waktu mau parkir tapi biarlah itu jadi “off the record”.

20140906_195657

VIP parking

IMG_0449

Total jarak tempuh Medan – Pekan Baru – Padang = 1009 km

Karena badan yang terlalu capek akhirnya timbul ide untuk pijat ke “Kakiku” Family Massage buat relaksasi. Ini bukan tempat pijet yang negatif lho, ini tempat pijet buat keluarga dan yang datang rata-rata adalah keluarga. Hasilnya badan kembali segar dan siap buat riding jauh lagi.

20140905_201002

Pas mau balik ke hotel hujan turun dengan deras dan untungnya hadir brader Remon dan Sonny bawa mobil, jadinya hujan-hujan naruh si DK and si Puteh di hotel baru dilanjutkan nyari makan naik mobil. Lumayan gak kehujanan…   Habis makan langsung istirahat karena hari sudah terlalu malam.

IMG_0475   IMG-20140906-WA0010

Day 3 – 6 September 2014 : Padang

Planning awal di pagi hari adalah mandiin si DK, tapi seperti biasa bangun yang kesiangan akhirnya re-planning lagi. Yang penting makan pagi dulu lah, itupun setelah pakai maksa dan ancam karena Argus yang masih ngorok. Sebenarnya ada rencana buat berenang di pagi hari di pool hotel tapi waktu yang semakin mepet akhirnya batal. Padahal pagi itu banyak pramugari Garuda yang lagi berenang…aaaauuuuu.

IMG-20140906-WA0008

Yang pertama dilakukan setelah kedatangan bro Octa ke hotel adalah ke bengkel Kawasaki buat nyetel rantai si Puteh. Maklum selama perjalanan dari Pekan Baru rantainya bunyi seperti bunyi kereta api karena kendor baru kemudian dilanjutkan ke tempat juice durian, dan ternyata memang tempat ini sangat layak dikunjungi jika berkunjung ke Padang. Rasanya, yuummmiiiee…..

IMG_0463Potong rantai dulu neh… Honda diservis mekanik Kawasaki

     IMG_0473

IMG_0483

IMG_0474Es Durian “Ganti Nan Lamo”, ondeh taraso lamaknyo (yang artinya emang jozz gandozz !!!)

IMG_0486Si DK dan si Puteh kinclong kembali.

Disini bro Remon bergabung kembali dan acara berikutnya adalah makan siang di cafe Bundo Kanduang sambil menunggu bro Sonny yang masih meeting. Baru setelah bro Sonny bergabung langsung bergerak menuju pantai Air Manis tapi sebelumnya berfoto dulu di monumen korban gempa Padang.

IMG_0490       IMG_0489

IMG_0491

Monumen Korban Gempa Padang

Di pantai Air Manis duduk santai menyeruput es kelapa muda dan menikmati matahari terbenam. Sayangnya sepanjang pantainya kotor dengan sampah kalau nggak pantainya menarik buat dikunjungi. Di pantai ini terdapat juga batu Malin Kundang si anak durhaka yang berubah menjadi batu. Sayangnya lagi di situs ini telah berdiri banyak warung tenda sehingga tidak menarik dan terkesan kumuh buat salah satu ikon kota Padang.

IMG_0511         IMG_0525

IMG_0492         IMG_0497

IMG_0520

Jejak Malin Kundang

IMG_0524  IMG_0534

Sunset at Air Manis Beach

Acara malam hari adalah makan malam di rumah makan pak Agus, spesialis seafood dan bro Octa membawa keluarga full team, good daddy bro !

20140906_204928           IMG_0544

Acara kemudian dilanjutkan di jalanan tepi pantai tempat anak motor Padang kongkow-kongkow dulu sebelum dilanjutkan ke Teen Cafe sekalian menunggu bro Octa mengantar keluarganya pulang dulu.  Gak sengaja terlihat CBR Club Padang yang lagi kopdar juga, jadi mau tak mau harus singgah buat say hello buat mereka dan mendapat sambutan hangat dari mereka.

Ternyata ke acara ke Teen Cafe ini hanya buat ngantar Argus ketemu sama teman-teman lamanya aja, just said hello plus 2 pitcher Heineken trus pulang karena harus istirahat. Ya sudah..ready for ride back to Medan.

to be continued….

Categories: Touring | 1 Comment

SBOC Hadir di Autorave Party 2014

20140831_012918

 

Pesta modifikasi mobil “Autorave” yg digelar Venom seri ke 2 tahun ini berlangsung meriah di Water World CBD Polonia tanggal 30 Agustus 2014. Autorave seri perdana berlangsung dengan sukses di Bali dan akan berlanjut di Jakarta yang akan menjadu final battle modifikasi di kelas King of Autorave dimana para pemenang King of Autorave di Bali dan Medan akan bertarung dengan pemenang King of Autorave Jakarta.

Trus apa hubunganya dengan Odong-odong SBOC?

 Ternyata karena adanya hubungan baik plus unsur KKN salah seorang pentolan SBOC dengan Venom Medan sehingga SBOC bisa berpartisipasi dalam pesta modifikasi mobil, hehehehhehe…artinya bisa bergaya dikit lah.

20140830_114419-1-1

IMG_0103

Panitia kecil sempat rapat bolak balik yang akhirnya mendapat keputusan 11 unit yang akan dipajang di sana, mulai dari Harley Davidson, GS800, Z10, Z8, R1, dan clan CBR termasuk trio Repsol.

Loading ke lokasi sehari sebelumnya dan sempat membuat panik panitia kecil karena beberapa paddock belum ada di lokasi. Tapi pada pagi hari sebelum acara dimulai ternyata semua sudah siap dan membuat Argus (seksi repot) gembira.

 Sayangnya di siang hari banyak pemilik unit yang dipajang tidak datang ke stand SBOC karena cuaca yang panas, takut hitam. Malah janjian jam 1900 baru datang, hadeehhhh…gak niat.

IMG_0106

Dan ternyata memang benar, satu persatu mulai hadir setelah jam 19.00 w   alaupun tidak semua karena ada dua oknum yang menunggu di tempat lain menikmari malam minggu.

Sementara itu lokasi SBOC agak terpojokan dan gelap sehingga pengunjung tidak begitu tertarik, pasti lebih menarik mobil kontes dan bikini party. Hikkss…hiikss…

 IMG_0141IMG_0136IMG_013520140830_210727

 20140830_210746

 Bikini time….

 

IMG_014320140830_21533820140830_21145920140830_21141820140830_215338

 

 Untungnya tetua yang dituakan SBOC yang kebetulan bernama Untung “Aseng” mempunyai ide brilian, hidupkan mesin dan digeber. Hasilnya mujarab, banyak yang kemudian datang dan berfoto ria.

20140830_213024

 Acara puncak Autorave ditutup dengan penampilan DJ Jasmin yang membuat suasana panas menjadi lebih panas.

 

20140830_215100

 

Bagaimana dengan dua oknum yang menunggu selesai acara di tempat lain? Yang jelas mereka akhirnya datang ke lokasi karena harus mengambil unit mereka dilanjutkan dengan makan malam. Yang jelas yang menjadi bintang Odong-odong SBOC di acara Autorave party adalah Bape dan bro Joko.

Categories: Flash News | 3 Comments

Blog at WordPress.com.